Foto: KOLEKSI AYAM KETAWA Jantan dewasa POSKICAU.COM KODE 004
Oleh R MarutoJarum jam menunjukkan pukul 10.30 Wita. Suara kokok ayam jantan terdengar bersahut-sahutan di Taman GOR, Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Minggu (20/3) lalu.
Ayam-ayam itu, bukan sedang membangunkan warga Kota Palu dari tidurnya melainkan mengikuti lomba ayam tertawa yang digelar oleh Komunitas Pencinta Ayam Ketawa Sidenreng Rappang (Kompaks) yang ada di Sulawesi Tengah.
Saat lomba berlangsung, pemilik ayam mencoba menyemangati jago miliknya, dari jarak yang telah ditentukan, agar mengeluarkan suara tawa terbaiknya.
Pemberian semangat itu, seperti dengan memberi kode-kode tertentu menggerakkan tangan. Ada pula yang memberikan suara-suara tertentu yang sekiranya bisa dipahami oleh ayam kesayangannya.
Dari 350 ayam yang dipertandingkan, tidak semuanya bisa mengeluarkan suara terbaiknya.
Bahkan ketika panitia memberikan waktu 15 menit kepada ayam-ayam untuk beraksi, sejumlah ayam jago hanya diam sambil tengak-tengok.
Ada juga yang lemas, seperti sedang tidak sehat. Pemiliknya pun tidak bisa berbuat banyak meski segala "jurus" sudah dikeluarkannya.
Mastam, salah seorang pemilik ayam dari Kabupaten Parigi Moutong, mengaku tergiur dengan hadiah yang ditawarkan, yakni berupa sepeda motor, televisi, kipas angin, dan sejumlah uang jutaan rupiah.
Pria ini mengikutkan sembilan ayamnya untuk berlomba.
Dia mengaku tidak melakukan latihan khusus, ayamnya hanya disuruh "tertawa" setiap pagi dan sore.
Ternyata, tidak hanya masyarakat biasa saja yang mengikutsertakan ayamnya dalam lomba ayam ketawa itu. Ayam milik Kapolda Sulawesi Tengah dan Kapolres Donggala juga tercatat sebagai peserta lomba.
Ketua panitia lomba, Hamzah Ali, mengatakan kriteria penilaian lomba ayam ketawa itu suara awal, pertengahan, dan penutup.
Sebenarnya, suara ayam itu mirip kokok ayam jantan biasa tetapi ada bagian-bagian tertentu dari suaranya menyerupai orang tertawa terkekeh-kekeh.
Hamzah mengatakan, lomba ayam ketawa ini awalnya berasal dari Sulawesi Selatan sejak ratusan tahun silam, kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Sulawesi lainnya, bahkan hingga ke Pulau Jawa.
"Kami hanya mencoba melestarikan budaya nenek moyang agar tidak punah," kata Hamzah yang juga memiliki sejumlah ayam jantan bersuara unik.
Jenis ayam ketawa ini dulunya hanya dimiliki oleh kaum bangsawan Bugis di Sulawesi Selatan yang dalam bahasa setempat disebut "Manu Maga".
Adalah sebuah kebanggaan tersendiri jika seseorang memiliki ayam bersuara unik itu karena susah untuk mendapatkan ayam yang bisa "tertawa".
Jenis Ayam Ketawa
Pada umumnya ayam bersuara unik memiliki sejumlah jenis berdasarkan warnanya, yakni bakka, lappung, ceppaga, korro, ijo buota, dan bori tase’.
Bakka yaitu ayam ketawa bewarna dasar putih mengkilap dengan dihiasi dasar hitam, oranye, dan merah. Kakinya bewarna hitam atau putih. Ayam jenis ini dipercayai mampu membawa keberuntungan bagi pemiliknya.
Selanjutnya lappung, ayam ini bewarna dasar hitam dengan sedikit warna merah hati. Ayam jenis ini dipercaya bisa mendatangakan harta, sesuai artinya "lappung" dalam bahasa Bugis berarti menampung harta.
Sementara ayam ceppaga, memiliki warna dasar hitam dihiasi bulu hitam dan putih. Ceppaga adalah nama desa di Kecamatan Takkalalla, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang merupakan asal ayam yang dipercaya bisa membawa keuntungan dan rejeki berlimpah ini.
Kemudian ayam jenis korro. Ayam ini bewarna dasar hitam dengan dihiasi bulu hijau, putih dan kuning mengkilap. Ayam ini dipercaya mampu menunjukkan keberadaan rezeki kepada pemiliknya.
Jenis ayam ijo buota memiliki warna dasar hijau dihiasi merah, diselingi warna hitam di bagian sayap. Kakinya bewarna kuning. Ijo Bouta sendiri bermakna membuat harta bisa bertahan lebih lama.
Yang terakhir adalah Bori Tase’, ayam ketawa bewarna dasar bulu merah dan dihiasi bintik kuning keemasan. Ayam ini juga dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan dan rezeki.
Telur Rp1 juta
Di sela-sela lomba berlangsung, terdapat transaksi jual-beli ayam yang sedang mengikuti lomba.
Seekor ayam yang memiliki suara unik dihargai Rp10 juta hingga Rp25 juta.
Bahkan, sebutir telur ayam jago yang merupakan bibit dari ayam bersuara khas dihargai Rp1 juta.
Telur itu sengaja dibawa pemiliknya untuk dijual karena ayam ketawa ini jumlahnya semakin sedikit. Telur ayam ketawa itu bentuk dan ukuranya seperti telur ayam biasa.
Hanya orang-orang tertentu dan memiliki rezeki berlebih sehingga mampu membeli telur ayam itu. Tentu saja, ayam ini bisa mendatangkan rezeki bagi pemiliknya jika laku terjual dengan harga tinggi atau berhasil menjuarai lomba tertawa.
sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/03/24/14012587/Nonton.Ayam.yang.Dipaksa.Ketawa Description: Nonton Ayam yang Dipaksa Ketawa Rating: 4.5 Reviewer: Jasa Penerjemah Manual - ItemReviewed: Nonton Ayam yang Dipaksa Ketawa